I Can’t Be a Sword God indonesian

Li Chu bergumam, dan pedang itu melambai.

Lentera dengan api hantu yang berkedip tiga kaki di depannya langsung padam, dan kemudian jatuh menjadi dua bagian, yang ternyata dipotong oleh pedang kasualnya!

Saat itu tengah malam, tetapi ada seorang pendeta Tao muda berjubah air dan api berkeliaran di hutan belantara. Pemandangannya cukup aneh.

Melihat tubuhnya yang panjang dan tampan, dia bisa melihat alis dan raut wajahnya yang jelas saat mendekat. Mata antara Gu dan Pan bersinar, dan dia terlihat baik.

Saat dia berjalan-jalan di taman, dari waktu ke waktu lentera api hantu ditarik keluar dari kegelapan, mencoba mengganggunya. Sayang sekali tidak ada lentera yang bisa melintasi kolam guntur setengah langkah antara naik dan turunnya cahaya pedang.